PROFIL SEJARAH BERDIRINYA AL MUMTAZ
Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin puji syukur kehadirat Allah SWT berkat
izin dan rahmatNyalah pada tanggal 15 juli 2012 diresmikanlah pondok pesantren
terpadu Al Mumtaz oleh KAKANWIL KEMENAG Gunung Kidul Drs. Masdjuri Mewakili
KAKANWIL KEMENAG DIY. Pondok pesantren tersebut didirikan oleh Mohamad Khoeron Marzuki beliau lahir di
Blitar 7 februari 1972.
Lembaga tersebut didirikan demi mencapai generasi islam yang
Qurani dan mandiri serta mampu menguasai dan membimbing perekoonomian ummat
saat ini. Selanjutnya pesantren ini dikelola dengan konsep Islamic Boarding
School berbasis Entrepreneur dan
tahfidz. Dengan komitment yaitu pesantren tepat nyantrinya calon
pengusaha muslim agen pembimbing perubahan. Diselenggarakan dengan pola Salafiyah
Haditsiyah, bermanajemen modern, peduli terhadap lingkungan dalam
rangkamenuju lembaga yang Li-I’laai kalimatillah (lembaga yang maju,
bonafit, favorit, dan membanggkan).
Pondok Pesantren Al Mumtaz adalah bukti dan kerja nyata sang
pengasuh dalam membantu dan mengatasi persoalan-persoalan negri ini.
Dengan semangat juang yang tiggi dan didukung oleh sebagian
besar pengelolanya yang masih muda Pondok pesantren yang berdiri pada tahun
2012 ini mengalami perkembangan yang cukup bagus. Sehingga memasuki usianya yang ke-4 tahun Al Mumtaz telah
memiliki beberapa lemabaga formal yaitu sebagai berikut :
1. Madasah Aliyah Al Mumtaz Plus (2012)
2. Raudatul Athfal (2013)
3. Madrasah Tsanawiyah (2014)
4. Madrasah Ibtidaiyah (dalam rintisan)
Selain lembaga formal tersebut, Pondok
pesantren yang terletak di atas tanah wakaf dari Endang (bantul) seluas 3000 m2 ini juga memiliki lembaga nonformal yaitu :
1. Panti Asuhan Amalunnajah (2012)
2.
Madrasah Diniyah (2012)
Madrasah Diniyah (2012)
Dengan berjalannya dan berkembangnya
pondok pesantren tersebut pun didukung leh kepercayaann per dari masyarakat
yang dibuktikan dengan jumlah santri yang mukim sebanyak 254 saat menginjak
usianya yang ke-2. Dengan asal santri dari berbagai daerah, baik Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah,
maupun luar Jawa.
Selain itu pondok pesanen ini jugaa
mengalami perkembangan fisik yang pesat yaitu dengan ditambahnya
fasilitas-fasilitas untuk para santri berupa pembangunan perpustakaan, arena
bermain, ruang kelas klasikal, lab. IPA dan masih banyak fasilitas lainya.
Dan alhamdulillah berkat
izinNya pula selang berganti tahun, luas tanah pun mengaami perluasan
yaitu menjadi 8000 m2i.
Namun perlu diingat dan dipahami, bahwa tidak ada perjuangan
tanpa pengorbanan dan tidak ada perjuangan yang kemudian menghasilkan sesuatu yang besar sebagai pencapaian yang
tiba-tiba “ujug-ujug”. Pencaapaian Pondok Pesanten tersebut tidak bisa dilepaskann dari
perjuangan dari bebrapa pihak,,
khususnya sang pengasuh saat merintis apa yang menjadi obsesi saat di
Banguntapan.
Tahun 2008 adalah tahun dimana dimulainyya perintisan pondok
pesantren. Bermula dari tiga kamar kecil yang berukuran 2 X 3
m2 adalah saksi
perjuangan, dimana salah satu dari kamar tersebut dipakai untuk kamar pengasuh
dan sisanya adalah untuk dua santri putra dan untuk dapur. Kamar-kamar yang
hanya terbuat dari triplek ini terasa sangat panas saat di siang hari karena
tidak adaanya jendela atau ventilasi udara. Sementara dengan keadaan tersebut
maka empat santri putri dititipkan kepada tetangga. Meski demikian, kegiataan
keagamaan seperti sholat, mengaji, dan
mengkaji ilmu dilakukan di mushola darurat yang terletak di samping kamar. Dengan koondisi yang tak mudah inilah tujuan
besar dan tekad yang besar pula ikut mengiringi perjalanan tersebut.
Dari tahun ke tahun kegiatan terus berjalan dengan seiring waktu jumlah santri
pun semakin bertambah. Sementara itu sementara itu sang Pengasuh terus berda
dan berfikir untuk segera untuk dapat mewujudkan tekad dan mimpinya mendirikan
lembaga islam yang Li-I’laai Kalimatillah. Hinggan kemudian Allah
mendatangkan karunianya melalui seorang yang mempunyai hati nurani denngan
melihat keadaan ini yaitu Ibu endang yang rela mewkafkan tanahnya yang
berlokasi di Jl. Yogya-Wonosari KM 25, Kerjan, Beji, Patuk Gunung Kidul. Engan luas
tanah yaitu 3000 m2.
Perjuangan pun dilanjutkan dan dapatdilihat seperti sekarang ini. Pengasuh menyadari
bahwa perjuangan ini tidak akkan pernah usai, sehingga ujian-ujian yang
dihadapi pun beragam. Apapun itu dengan niat yang Lillahi Ta’aala pasti
akan mapu melewatinya. Allah Ma’ana.
Apresiaasi positif dari saya atas perkembangan pondok pesantren Al Mumtaz , secara fisik desain bangunanya mencereminkan kebersahajaan pengasuh yang sekaligus mencerminkan budaya yang cukup klasik dan kekhasan budaya jawa dengan rumah sinom , atau limas . Ini semua mendukung DIY sebagai daerah Istimewa.
BalasHapusPendidikan karakter yang selama ini kembali digembar-gemborkan oleh pemerintah, sedapat mungkin Al Mumtaz justu jauh lebih maju bahkan sudah ada di lini terdepan dalam pendidikan karakter yang memang itu suda terkemas dalam pelajaran yang dikembangkan PP Al Mumtaz.
Sebagai wujud nyata apresiasi positif saya terhadap PP Al Mumtaz maka bungsu saya Rahmat Alam Putra Nusantara ( Tara ) ingin saya turut sertakan mengikuti pendidikan di PP Al Mumtaz sekaligus mohon do'a restunya dari segenap Keluarga Besar PP Al Mumtaz terutama Bp Kyai Khoeron Marzuki untuk dapat memberi bimbingan sehingga anak tersebut memiliki ilmu agama yang berguna tidak saja bagi dirinya namun jugan bagi keluarga, sesamanya terlebih pada bangsa dan negara, Aamiin.
BalasHapusMulai 1 juli 2018 anak saya Azfarel atqiya rafi asyaniwa (farel) sy titipkan ke ppt al mumtaz.. smg mjd anak yg shalih berkarakter dan berjiwa intrepreneur...aamiin
BalasHapusMohon jika santri mengaji tidak perlu pakai toa. Cukup pakai speaker dalam. Suara toa diluar adzan sangat mengganggu. Terimakasih atas perhatiannya
BalasHapusMohon maaf, salah ponpes ternyata. Namanya mirip soalnya.
Hapus